Di Dalam Dingin

Aku tunggu kau di sini,
di sudut ruang yang tak lagi punya nama.
Tangisku menggema,
tapi kau pergi—mengguncang pintu,
tak pernah menoleh.

Aku menjerit tanpa suara,
mencoba menyusup ke dalam hatimu,
tapi semua tertutup kabut.
Kenapa kau biarkan aku hanyut sendiri,
di laut kesedihan yang kau ciptakan?

Kupikir cinta itu hangat,
tapi kenapa sekarang ia menggigil?
Kudekap bayangmu,
tapi hanya dingin yang menyahut.
Di mana janjimu,
atau hanya aku yang percaya angin?

Aku benci memohon,
tapi aku rapuh tanpa tanganmu.
Dan kini aku tahu:
tak semua yang dicintai,
mencintai dengan cara yang sama.

Aku adalah hujan,
kau adalah dinding.
Airku habis membasahimu,
tapi kau tak pernah luluh.

Malam ini aku sendiri lagi.
Tidak ada sisa harapan,
hanya debu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LUKISAN TANPA WAJAH #12 Pintu Kedua [Cerita Misteri]

 Pintu Kedua Kabut malam kembali turun dengan pekatnya, seperti tirai tipis yang mengaburkan batas antara nyata dan mimpi. Saat aku membuka ...